XXX

Sabtu, 01 Oktober 2016

Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru


Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru

1.      Hormat dan Patuh pada Orang Tua
Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Kita hadir di dunia fana ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam kandungan lalu dilahitkan, disusui, diberi makan minum, diasuh, dididik, disayangi, dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orang tua, sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang berbunyi:[1][6]

 وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا


Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada orang tua sampai orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua orang tua kita dilarang untuk mengatakan “ah” apabila perkataan-perkataan yang lainnya.
Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya:[2][7]
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada manusia bagaimana seorang anak diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar ketika seorang anak menyakiti dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik selama beliau masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita untuk menghormati orang tua yang masih hidup itu banyak caranya. Hal ini tergambar dari bagaimana adab kita terhadap orang tua. Adab kepada kedua orang tua artinya tata cara yang baik bergaul dengan kedua orang tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan tutur kata.[3][8]
Adapun adab kepada kedua orang tua yang masih hidup antara lain:[4][9]
a.       Berperilaku hormat
b.      Bersikap kasih sayang
c.       bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d.      Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
e.       Membantu meringankan pekerjaan merema.
f.       Mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
g.      Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya dengan rajin ibadah dan sebagainya agar mereka selalu ridha kepada kita. Dalam sebuah hadits Nabi mangatakan:” Ridha Allah tergantung kepada ridha orang tua, dan murka Allah terkandung kepada murka kedua orang tua”.
h.      Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu dimuliakan tetap saja wajib, hanya kepada ibu harus lebih-lebih dimuliakan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW: “ Siapakah orang yang paling saya jadikan sebagai sahabat dalam kehidupan ini? Baginda SAW menjawab dengan singkat: “Ibumu” kemudian  orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi ya Rasulullah?” beliau menjawab lagi:”Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak puas orang itu bertanya lagi:”Kemudian dengan siapa lagi ya Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab lagi dengan tegas;’Ibumu”. Dan orang itu masih bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi, ya Rasulullah?” Rasul menjawab: “Kemudian dengan ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim). Sealain itu al-qur’an juga menggambarkan betapa susah seorang ibu  dalam mengurus anaknya dari ketika dalam kandungan. Terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 14, bunyinya:[5][10]

http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/31_14.png 
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

g. Jagalah nama baik keduanya.
Jadi, sebagai anak harusnyalah kita tetap harus dapat menghormati dan mematuhi segala apa yang di perintahkannya, selama perintahnya tidak melanggar ajaran agama Islam.
Selanjutnya, walaupun orang tua kita sudah meninggal dunia maka kita juga masih harus tetap hormat kepada beliau, semuanya haruslah kita kita tahu bagaimana adab yang harus dan bisa kita lakukan kepada orang tua kita yang sudah meninggal dunia. Adab kepada orang tua yang sudah meninggal dunia tentunya berbeda dengan adab kita terhadap orang tua kita yang masih hidup. Untuk itu, kita akan menuliskan
adab kita terhadap orang tua kita yang sudah meninggal dunia, diantaranya:[6][11]
a.       Selalu mendo’akannya.
b.      Atau do’a khusu untuk orang yang sudah meninggal.
c.       Tidak memutuskan tali silaturahim dengan keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat mereka.
d.      Pergilah berziarah ke kuburnya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh  Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:”Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orang tuanya, atau salah seorang darim keduanya pada tiap hari jum’at, maka dosanya akan diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
e.       Meneladani sikap-sikap yang baik dari keduanya.
f.       Melaksanakan setiap wasiat atau pesan dari keduanya.
g.      Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang pernah dilakukan sewaktu hidup.
Pentingnya kita menghormat dan menyayangi orang tua yang masih hidup. Bila kita hendak mengukur betapa besar jasa kedua orang tua kepada kita, niscaya tidak dapat terukur meskipun bumi terbelah dua. Dan baktinya tidak akan terbayar dengan bakti kita sampai berakhir hayat kita. Maka sebenarnya harta kita miliki adalah harta kepunyaan kedua orang tua kita.
Dan setelah meninggal pun kedua orang tua kita, maka kewajiban kita untuk mendo’akan untuk memohon ampun, menepati janji dan membayar nazar kedua orang kita sewaktu masih hidup, dan selalu menjaga tali silaturahim dengan kerabat orang tua kita.
Berbakti  kepada orang tua semasa mereka hidup dapat dilakukan dengan cara:[7][12]
a.       Pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia dan akhirat
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan hak dan kewajiban setiap manusia . Ini dapat dipahami dari sebuah riwayat berikut ini. Pada suatu hari seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw, dan berkata:”Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu dan hamba sahayamu merupakan hak dan kewajibanmu serta menjadi sebuah keluarga yang harus disambung.” (HR. Abu Dawud dari Qulaib Ibnu Manfa’ah). Hikmah yang dapat diambil apabila kita berbakti pada kedua orang tua di dunua maka Allah akan menambah umur dan rezeki kita, sedangkan untukm di akhiran, maka dosa-dosa kita selama di dunia akan terhapuskan.
b.      Mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas fardhu kifayah.
Berbakti kepada orang tua adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Maka yang dapat dilakukan adalah: mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas jihad di jalan Allah; mengutamakan berbakti kepada orang tua diatas istri dan teman-temannya; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas haji; mengutamakan berbakti kepada orang tua di ata mengunjungi Rasulullah saw; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas anak-anak; mengutamakan berbakti kepada ibu di atas amalan-amalan sunah; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas hijrah di jalan Allah. Abu Ya’la dan Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik,[8][13] sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw, lalu berkata:”Aku sangat menginginkan untuk berjihad, tetapi aku tidak mampu?’ Nabi saw. bertanya:”Apakah salah seorang dari kedua orang tua anda masih ada?’ Ia menjawab: “Ya, ibuku masih ada.” Beliau bersabda:”Mohonlah kepada Allah agar dapat berbakti kepadanya. Bila anda benar-benar melakukannya (berbakti padanya), maka anda mendapatkan pahala seperti orang yang berhaji, umrah, dan berjihad.
c.       Tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk mendurhakai Allah, namun harus tetap berbuat baik kepada keduanya.
d.      Manusia yang paling berhak untuk ditemani adalah kedua orang tuamu.
e.       Mengutamakan berbakti kepada ibu jika kepentingan ayah tidak bisa dikompromikan dengan kepentingan ibu.
f.       kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu.
g.      Saling mendoakan antara orang tua dan anak-anaknya.
h.      Jangan menyebabkan orang lain mencaci kedua orang tuamu.
i.        Berbanggalah dengan orang tuamu.
j.        Menghajikan orang tua.
k.      Melaksanakam nazar orang tua.
l.        durhakan kepada orang tua termasuk dosa besar yang tercepat balasannya di dunia dan akhirat.
Apapun dan bagaimanapun kejadiannya, hormat dan patuh kepada kedua orang dapat kita jalankan dengan cara mengabdi dan membuat senang orang tua, baik secara lahiriah maupun bathinia.


2.      Hormat dan Patuh pada Guru
Pendidikan adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok.[9][14]  Sebagai proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai. Pendidikan adalah upaya yang disengaja. Makanya pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pemikiran yang dijadikan dasar pandangan ilmu pengetahuan meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:[10][15]
a.       Pengetahuan merupakan pengembangan dari kemampuan nalar manusia yang potensial dasarnya bersumber dari anugerah Allah.
b.      Penegtahuan dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar, meneliti atau eksperimen) atau melalui penyucian diri serta pendekatan kepada Allah. Pengetahuan diperoleh dari kesungguhan usaha tersebut.
c.       Pengetahuan merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatjan terbentuk menalui nalar dan penginderaan.
d.      Pengetahuan manusia memilikim kadar kadar dan tingkatan yang berbeda sesuai dengan obyek, tujuan dan metode yang digunakan.
e.       Pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan yang berhubungan dengan Allah, Perbuatan-Nya serta makhluk-Nya.
f.       Pengetahua manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan pengungkapan kembali, segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah.
g.      Pengetahuan yang hakiki adalah pengetahuan yang didasari oleh kaidah-kaidah dan nilai akhlak, karena dapat mendatangkan ketentraman batin.
Adapun adab seorang murid terhadap gurunya adalah sebagai berikut :
1. Muliakanlah guru kalian seperti apa kamu memuliakan orang tua kalian.
2. Ketika kamu duduk dihadapan guru maka duduklah dengan sopan.
3. Berbicaralah dengan sopan
4. Jangan sekali-kali kamu memotong pembicaraan gurumu akan tetapi kamu menunggu sampai selesai pembicaraannya.
5. Dengarkanlah apa yang disampaikan gurumu dari pelajaran.
6. Ketika kamu tidak faham dengan suatu pelajaran maka tanyakanlah dengan sopan santun dengan mengangkat tangan terlebih dahulu sampai guru kamu mengizinkan kamu bertanya.
7. Ketika guru kamu bertanya kepada kamu, jawablah dengan baik dan jangan sampai menjawab dengan jawaban yang lainnya karena hal itu tidak ada dalam adab atau tatakrama.
Hormat dan patuh pada guru, merupakan sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap anak didik. Guru adalah orang yang memberikan pelajaran, atau guru adalah seorang pengajar serta pendidik yang mendidik dan orang yang nenberikan pelajaran terhadap sesuatu yang baru. Oleh karena itu kita wajib hormat dan patuh kepada guru, karena guru telah mengajarkan ilmu, mendidik, dan membekali kita dengan ketrampilan yang memadai sehingga dapat berhasil.
Begitu berjasanya seorang guru bagi kehidupan generasi yang akan datang, karena apabila ilmu itu hilang, maka kebodohanlah yang akan tampak. Bersumber dari Anas r.a, ia berkata:” Sungguh aku ceritahkan kepadamu suatu hadits yang tidak diceritakan kepadanya oleh seorangpun sesudah saya. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:”Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah menyedikitkan ilmu, nampaknya kebodohan dan perzinaan, banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita satu penegak (laki-laki yang mengurus)”.[11][16]
Jelaslah, bahwa peran guru sangat dibutuhkan demi berlangsungnya generasi muda penerus bangsa yang memberikan dan membawa mereka pada tahap kemandirian dan terhindar dari kebodohan.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar