Hormat
dan patuh Pada Orang Tua dan Guru
1.
Hormat dan Patuh pada Orang Tua
Ibu dan bapak
adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Kita hadir di dunia fana
ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam kandungan lalu dilahitkan,
disusui, diberi makan minum, diasuh, dididik, disayangi, dilindungi dan hingga
sampai saat ini. Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada
orang tua, sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang
berbunyi:[1][6]
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ
أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ
وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia”.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita
harus hormat kepada orang tua sampai orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua
orang tua kita dilarang untuk mengatakan “ah” apabila perkataan-perkataan yang
lainnya.
Hal ini juga
sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya:[2][7]
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Dari beberpa
ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada manusia bagaimana seorang anak
diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar
ketika seorang anak menyakiti dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan
patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik selama beliau masih
hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita untuk menghormati orang tua
yang masih hidup itu banyak caranya. Hal ini tergambar dari bagaimana adab kita
terhadap orang tua. Adab kepada kedua orang tua artinya tata cara yang baik
bergaul dengan kedua orang tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan tutur kata.[3][8]
Adapun adab kepada kedua orang tua yang masih
hidup antara lain:[4][9]
a.
Berperilaku hormat
b.
Bersikap kasih sayang
c.
bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d.
Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita,
selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
e.
Membantu meringankan pekerjaan merema.
f.
Mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tua setiap
selesai shalat fardhu.
g.
Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan
yang baik, misalnya dengan rajin ibadah dan sebagainya agar mereka selalu ridha
kepada kita. Dalam sebuah hadits Nabi mangatakan:” Ridha Allah tergantung
kepada ridha orang tua, dan murka Allah terkandung kepada murka kedua orang
tua”.
h.
Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak
berarti bapak tidak perlu dimuliakan tetap saja wajib, hanya kepada ibu harus
lebih-lebih dimuliakan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi
Muhammad SAW: “ Siapakah orang yang paling saya jadikan sebagai sahabat dalam
kehidupan ini? Baginda SAW menjawab dengan singkat: “Ibumu” kemudian orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi
ya Rasulullah?” beliau menjawab lagi:”Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak puas
orang itu bertanya lagi:”Kemudian dengan siapa lagi ya Rasulullah?”Rasulullah
SAW menjawab lagi dengan tegas;’Ibumu”. Dan orang itu masih bertanya lagi:
“Kemudian siapa lagi, ya Rasulullah?” Rasul menjawab: “Kemudian dengan ayahmu”
(HR. Bukhari dan Muslim). Sealain itu al-qur’an juga menggambarkan betapa susah
seorang ibu dalam mengurus anaknya dari
ketika dalam kandungan. Terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 14, bunyinya:[5][10]
Artinya: “Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
g. Jagalah nama
baik keduanya.
Jadi,
sebagai anak harusnyalah kita tetap harus dapat menghormati dan mematuhi segala
apa yang di perintahkannya, selama perintahnya tidak melanggar ajaran agama
Islam.
Selanjutnya,
walaupun orang tua kita sudah meninggal dunia maka kita juga masih harus tetap
hormat kepada beliau, semuanya haruslah kita kita tahu bagaimana adab yang
harus dan bisa kita lakukan kepada orang tua kita yang sudah meninggal dunia.
Adab kepada orang tua yang sudah meninggal dunia tentunya berbeda dengan adab
kita terhadap orang tua kita yang masih hidup. Untuk itu, kita akan menuliskan
adab kita terhadap orang tua kita yang sudah
meninggal dunia, diantaranya:[6][11]
a.
Selalu mendo’akannya.
b.
Atau do’a khusu untuk orang yang sudah
meninggal.
c.
Tidak memutuskan tali silaturahim dengan
keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat mereka.
d.
Pergilah berziarah ke kuburnya. Sebagaimana
sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:”Barang siapa yang berziarah ke kubur
kedua orang tuanya, atau salah seorang darim keduanya pada tiap hari jum’at,
maka dosanya akan diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang
berbakti kepada kedua orang tuanya.
e.
Meneladani sikap-sikap yang baik dari keduanya.
f.
Melaksanakan setiap wasiat atau pesan dari
keduanya.
g.
Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang
pernah dilakukan sewaktu hidup.
Pentingnya kita menghormat dan menyayangi orang
tua yang masih hidup. Bila kita hendak mengukur betapa besar jasa kedua orang
tua kepada kita, niscaya tidak dapat terukur meskipun bumi terbelah dua. Dan
baktinya tidak akan terbayar dengan bakti kita sampai berakhir hayat kita. Maka
sebenarnya harta kita miliki adalah harta kepunyaan kedua orang tua kita.
Dan setelah
meninggal pun kedua orang tua kita, maka kewajiban kita untuk mendo’akan untuk
memohon ampun, menepati janji dan membayar nazar kedua orang kita sewaktu masih
hidup, dan selalu menjaga tali silaturahim dengan kerabat orang tua kita.
Berbakti
kepada orang tua semasa mereka hidup dapat dilakukan dengan cara:[7][12]
a.
Pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia
dan akhirat
Berbakti kepada
kedua orang tua merupakan hak dan kewajiban setiap manusia . Ini dapat dipahami
dari sebuah riwayat berikut ini. Pada suatu hari seorang laki-laki menghadap
Rasulullah saw, dan berkata:”Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling
berhak saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu, ayahmu,
saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu dan hamba sahayamu merupakan hak dan
kewajibanmu serta menjadi sebuah keluarga yang harus disambung.” (HR. Abu Dawud
dari Qulaib Ibnu Manfa’ah). Hikmah yang dapat diambil apabila kita berbakti
pada kedua orang tua di dunua maka Allah akan menambah umur dan rezeki kita,
sedangkan untukm di akhiran, maka dosa-dosa kita selama di dunia akan
terhapuskan.
b.
Mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas
fardhu kifayah.
Berbakti kepada
orang tua adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Maka yang dapat dilakukan
adalah: mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas jihad di jalan Allah;
mengutamakan berbakti kepada orang tua diatas istri dan teman-temannya;
mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas haji; mengutamakan berbakti
kepada orang tua di ata mengunjungi Rasulullah saw; mengutamakan berbakti
kepada orang tua di atas anak-anak; mengutamakan berbakti kepada ibu di atas
amalan-amalan sunah; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas hijrah di
jalan Allah. Abu Ya’la dan Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik,[8][13] sesungguhnya ada seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah saw, lalu berkata:”Aku sangat menginginkan untuk berjihad,
tetapi aku tidak mampu?’ Nabi saw. bertanya:”Apakah salah seorang dari kedua
orang tua anda masih ada?’ Ia menjawab: “Ya, ibuku masih ada.” Beliau
bersabda:”Mohonlah kepada Allah agar dapat berbakti kepadanya. Bila anda
benar-benar melakukannya (berbakti padanya), maka anda mendapatkan pahala
seperti orang yang berhaji, umrah, dan berjihad.
c.
Tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk
mendurhakai Allah, namun harus tetap berbuat baik kepada keduanya.
d.
Manusia yang paling berhak untuk ditemani
adalah kedua orang tuamu.
e.
Mengutamakan berbakti kepada ibu jika
kepentingan ayah tidak bisa dikompromikan dengan kepentingan ibu.
f.
kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu.
g.
Saling mendoakan antara orang tua dan
anak-anaknya.
h.
Jangan menyebabkan orang lain mencaci kedua
orang tuamu.
i.
Berbanggalah dengan orang tuamu.
j.
Menghajikan orang tua.
k.
Melaksanakam nazar orang tua.
l. durhakan
kepada orang tua termasuk dosa besar yang tercepat balasannya di dunia dan
akhirat.
Apapun
dan bagaimanapun kejadiannya, hormat dan patuh kepada kedua orang dapat kita jalankan
dengan cara mengabdi dan membuat senang orang tua, baik secara lahiriah maupun
bathinia.
2.
Hormat dan
Patuh pada Guru
Pendidikan
adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh
kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara
individu maupun kelompok.[9][14] Sebagai
proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan mantap, serta
tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai. Pendidikan adalah upaya
yang disengaja. Makanya pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu
kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai
tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pemikiran yang dijadikan dasar pandangan
ilmu pengetahuan meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:[10][15]
a. Pengetahuan
merupakan pengembangan dari kemampuan nalar manusia yang potensial dasarnya
bersumber dari anugerah Allah.
b. Penegtahuan
dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar, meneliti atau eksperimen) atau melalui
penyucian diri serta pendekatan kepada Allah. Pengetahuan diperoleh dari
kesungguhan usaha tersebut.
c. Pengetahuan
merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatjan terbentuk
menalui nalar dan penginderaan.
d. Pengetahuan
manusia memilikim kadar kadar dan tingkatan yang berbeda sesuai dengan obyek,
tujuan dan metode yang digunakan.
e. Pengetahuan
yang paling utama adalah pengetahuan yang berhubungan dengan Allah,
Perbuatan-Nya serta makhluk-Nya.
f. Pengetahua
manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan pengungkapan kembali,
segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah.
g. Pengetahuan
yang hakiki adalah pengetahuan yang didasari oleh kaidah-kaidah dan nilai
akhlak, karena dapat mendatangkan ketentraman batin.
Adapun adab seorang murid terhadap gurunya adalah
sebagai berikut :
1. Muliakanlah guru kalian seperti apa kamu memuliakan orang tua kalian.
2. Ketika kamu duduk dihadapan guru maka duduklah dengan sopan.
3. Berbicaralah dengan sopan
4. Jangan sekali-kali kamu memotong pembicaraan gurumu akan tetapi kamu menunggu sampai selesai pembicaraannya.
5. Dengarkanlah apa yang disampaikan gurumu dari pelajaran.
6. Ketika kamu tidak faham dengan suatu pelajaran maka tanyakanlah dengan sopan santun dengan mengangkat tangan terlebih dahulu sampai guru kamu mengizinkan kamu bertanya.
7. Ketika guru kamu bertanya kepada kamu, jawablah dengan baik dan jangan sampai menjawab dengan jawaban yang lainnya karena hal itu tidak ada dalam adab atau tatakrama.
1. Muliakanlah guru kalian seperti apa kamu memuliakan orang tua kalian.
2. Ketika kamu duduk dihadapan guru maka duduklah dengan sopan.
3. Berbicaralah dengan sopan
4. Jangan sekali-kali kamu memotong pembicaraan gurumu akan tetapi kamu menunggu sampai selesai pembicaraannya.
5. Dengarkanlah apa yang disampaikan gurumu dari pelajaran.
6. Ketika kamu tidak faham dengan suatu pelajaran maka tanyakanlah dengan sopan santun dengan mengangkat tangan terlebih dahulu sampai guru kamu mengizinkan kamu bertanya.
7. Ketika guru kamu bertanya kepada kamu, jawablah dengan baik dan jangan sampai menjawab dengan jawaban yang lainnya karena hal itu tidak ada dalam adab atau tatakrama.
Hormat dan
patuh pada guru, merupakan sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap anak
didik. Guru adalah orang yang memberikan pelajaran, atau guru adalah seorang
pengajar serta pendidik yang mendidik dan orang yang nenberikan pelajaran
terhadap sesuatu yang baru. Oleh karena itu kita wajib hormat dan patuh kepada
guru, karena guru telah mengajarkan ilmu, mendidik, dan membekali kita dengan
ketrampilan yang memadai sehingga dapat berhasil.
Begitu
berjasanya seorang guru bagi kehidupan generasi yang akan datang, karena
apabila ilmu itu hilang, maka kebodohanlah yang akan tampak. Bersumber dari
Anas r.a, ia berkata:” Sungguh aku ceritahkan kepadamu suatu hadits yang tidak
diceritakan kepadanya oleh seorangpun sesudah saya. Saya mendengar Rasulullah
saw. bersabda:”Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah
menyedikitkan ilmu, nampaknya kebodohan dan perzinaan, banyaknya wanita dan
sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita satu penegak (laki-laki yang
mengurus)”.[11][16]
Jelaslah, bahwa
peran guru sangat dibutuhkan demi berlangsungnya generasi muda penerus bangsa
yang memberikan dan membawa mereka pada tahap kemandirian dan terhindar dari
kebodohan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar